Kamis, 04 Januari 2018

Black Hawk-Chapter 1

Chapter 1- Pertemuan di Bawah Rembulan

Tengg..tengg" bunyi lonceng menggema menyusuri seisi sekolah, menandakan berakhirnya kegiatan hari ini. Tanpa dikomando semua murid membereskan barang, bersiap pulang dan kembali melanjutkan keseharian. Beberapa kelas terlihat sudah lebih dulu memenuhi gerbang sekolah, berebut untuk lebih dulu pulang.
Begitu juga dengan ku, mengalihkan pandangan dari kaca jendela, dan segera mengemasi barang-barang dan bersiap pulang. 

"Lis, aku pulang duluan ya, sorry hari ini ga bisa barengan, aku mau ke toko buku dulu" terdengar suara Sonya dari bangku belakang.

Aku menoleh ke arah Sonya, lalu tersenyum kecil 

"iyaa Son, gapapa, aku pulang sendiri aja" 

Ia masih menunjukkan ekspresi agak bersalah, namun aku meyakinkannya untuk pergi. 

"Duhh, sekali lagi sorry ya Liss padahal kemarin aku udah janji sama kamu mau ke taman hari ini" 

"Udah gapapa pergi aja, besok aja kita ke tamannya kan bisa"jawabku hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya.

Wajar ia seperti itu, soalnya setiap hari kami selalu pulang bersama. Setiap beberapa hari sekali kami juga pergi ke taman bareng, sekadar duduk-duduk, dan becerita tentang berbagai macam hal.
Sonya adalah teman baik ku. Kami sudah bersahabat sejak duduk di bangku SD, entah karena kebetulan, sampai SMA pun kami masih masuk sekolah bahkan kelas yang sama, padahal kami tidak pernah merencanakannya, dan ia sudah kuanggap seperti saudara sendiri.

Aku melewati gerbang sekolah, berjalan menyusuri jalanan kota yang tidak terlalu padat. Di kotaku ini memang belum terlalu dipadati dengan kendaraan bermesin, lebih banyak orang memakai sepeda, ramah lingkungan katanya. Aku berhenti di tepi taman, Taman Florencia, satu-satunya taman di kota ini. Singgah sebentar tak apa kan?pikirku dalam hati. 

Kicau burung bersahut-sahutan dan pepohonan hijau yang rindang, di kota ini, hanya di sini aku bisa menikmatinya. Angin sepoi sepoi yang bertiup menerpa wajahku, sangat nyaman, sampai membuatku terlena dengan segala keindahan di sini. Tak butuh waktu lama untuk ku terlelap di bangku taman.  

Aku membuka mataku perlahan, disambut oleh pemandangan senja yang indah. Beberapa saat aku diam menikmati indahnya pemandangan. Ah, sudah sesore ini, pikirku. Nenek pasti akan khawatir kalau aku pulang kemalaman, aku memutuskan untuk segera pulang. Saat aku melangkah menuju keluar taman, tiba-tiba 3 orang laki-laki yang terlihat seperti berandalan datang menghalangi jalanku

"Hai manis, main sama kita yuk" kata seorang kepadaku.

Dengan sedikit takut kujawab "mau apa kalian? Pergi!" Atau aku teriak!

"Jangan begitu dong, nama mu siapa?" 
"Ohh, jadi nama mu Alicia..?" Ia membaca namaku yang terpampang di seragam sekolahku.

Aku tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak cepat kabur dari sini, dan niat jahat mereka, aku berniat untuk lari secepatnya dari situ. Namun, baru saja kaki ku mau melangkah berlari, salah satu dari mereka sudah memegangi tanganku, mencegahku lari. Menarikku dengan kasar.

"Lepasin, lepasinnn"aku berteriak sembari melihat lihat kiri kanan, berharap ada orang yang lewat dan melihat kejadian ini

"Udah neng Alicia, ikut kita aja, kita senang-senang"

"Iya neng, ga bakalan ada orang lewat, percuma teriak"

Aku menutup mata, sambil melawan sekuat tenaga, namun rasanya tidak cukup kuat untuk melawan mereka. Namun saat aku sudah pasrah, aku terjatuh seketika, dan aku tidak tahu apa yang terjadi di depanku. Beberapa detik keheningan menyelimuti sekelililingku, entah apa yang sedang terjadi.

Aku membuka mata, ketiga laki laki tadi sudah jatuh, dan sepertinya mereka pingsan. Aku mengalihkan pandangan, dan di depanku berdiri seseorang berjubah membelakangiku. Sepertinya ia baru saja menolongku. Dia berbalik, menjulurkan tangannya untuk ku. Aku meraih tangannya dan segera berdiri. Kulihat dengan seksama rupanya, dan sepertinya ia seumuran denganku. Ia menawari untuk menemani ku pulang, takut hal yang buruk seperti tadi terjadi.

"Terima..." 

" Anak sekolahan kenapa belum pulang sesore ini? malah keluyuran"  baru saja aku mau berterima kasih, dia malah melemparkan pertanyaan yang menjengkelkan seperti itu..

"Makasih udah nolongin gue, tapi gue gak ada kewajiban buat jawab pertanyaan lo kan?" Dia hanya diam mendengar jawaban ketus dari ku barusan..

Dasar aneh, dari penampilannya, aku bisa merasakan bahwa dia juga anak sekolahan sepertiku. Coba kutanya saja kali ya? Memastikan..

"Lo juga anak sekolahan kan?"

"Emang lu kelas berapa?"dia malah nanya balik, emang ngeselin nih orang

"Kalau gue sih, kelas 2 SMA, jadi lo sekolah di mana?" 

"Kalau begitu kita seumuran. Tapi, sayangnya gue enggak sekolah"

"Jadi kalau lu sekolah harusnya sekarang kelas 2 SMA?

"Ya bisa dibilang begitu" jawabnya dingin

"Jadi elu ngapain?" Entah kenapa aku penasaran dengannya.

"Gue kerja"

"Kerja apaan?" 

"Gue gak ada kewajiban buat jawab pertanyaan lo kan?" Jawabnya mengulangi kata ku tadi

"Heii, itu kan kata-kataku" kataku memprotes jawabannya

Hampir saja aku melewatkan rumahku, gara-gara ngobrol sama orang ngeselin ini.
Tapi, bagaimanapun juga, ia telah menolongku tadi, aku harus berterima kasih dengan benar. 

"Kita udah sampe, ini rumah gue, lo udah boleh pergi"

"Oh, oke..aku tinggal dulu" ia membalikkan badannya

"Eh tunggu dulu".. Aku menarik bajunya pelan

Ia terdiam, menghentikan langkah kakinya yang ingin meninggalkan ku. Keheningan meliputi kami sejenak.. Lalu aku menunduk, dia berbalik, untuk segera menatapku dengan sorot mata yang dingin..

"Ada apa? Aku mau kerja"katanya memecah keheningan

Aku memberanikan diri menatap matanya. Daritadi berjalan aku tidak menyadari, bola matanya biru indah seperti lautan. Entah ada hubungannya atau tidak, tapi hari ini bulannya terlihat indah dan lebih bersinar.

"Makasih ya, udah nolongin aku tadi" akhirnya terucap kata itu dari bibirku..

Ia hanya diam menatapku. 

"Hati-hati ya lain kali" kata-kata yang terucap dari mulutnya memang sederhana, namun terasa begitu tulus dan jujur.

Aku mengangguk pelan.

Ia berbalik, aku hanya diam melihatnya..

"Jangan kaget ya" 

"Kaget sama apa?"jawabku dengan penasaran

Ia terlihat menghela nafas. sekali lagi ku lihat bola matanya, sorot mata nya yang dingin. Itu adalah sorot mata yang kukenal. Aku tau persis perasaan orang orang yang memiliki sorot mata seperti itu. Ya, itu adalah sorot mata orang yang memendam penderitaan. Aku tau benar tentang itu, karena dulu aku juga pernah memilikinya.

"Jika takdir mempertemukan kita lagi, saat itu aku bukanlah orang yang sama"

Sosoknya menghilang seakan di terkam bayangan setelah ucapannya tadi. Aku berusaha mencerna maksud dari perkataannya tadi, namun tetap saja, masih tetap tidak menemui titik terang. Kalimat misterius yang dilontarkannya tadi, terngiang-ngiang dalam benak ku. 

Sudahlah, mungkin ia hanya mengada-ada pikirku sembari membuka pintu rumah, nenekku pasti sudah menungguku.

"Aku pulang" kataku selepas membuka sepatu..

Seperti biasa, tidak ada jawaban, dan seperti biasa, Sepi..

Aku tinggal hanya berdua dengan nenek ku ditempat yang terlihat kecil ini. Namun, rumah ini sudah terasa nyaman dan cukup buat kami tinggali. Aku adalah anak tunggal dari kedua orang tua ku, dan mengenai orang tua ku, mereka telah meninggal dalam kecelakaan mobil saat aku berumur 4 tahun, dan saat itu hanya aku yang selamat. Jadi yang kumiliki sekarang hanya nenekku seorang.

Aku pergi ke ruang makan, dan benar dugaan ku, nenek sudah menungguku di sana.

"Kamu baru pulang, kemana saja" kata nenek ku pelan. Dia pasti khawatir

"Maaf nekk, Alis pulangnya telat" kataku seraya duduk di meja makan dan bersiap menyantap makan malam

"Iya gapapa Lis, yang penting kamu baik baik aja nak, ayo makan pasti kamu lapar"

Rupanya nenek sudah memasak makanan kesukaanku. Dengan seragam sekolah yang belum kuganti, segera aku santap makanan di meja, sembari menceritakan kepada nenek kisahku hari ini.

***

Gets Started..!

Hello guys.. Baru-baru ini gue memiliki hobi baru, yaitu menulis =D .. Kalian boleh manggil Ferly Christian, dan dipostingan-postingan gue berikutnya akan mempublish hasil karya gue yang gak seberapa ini (hehe, maklum masih pemula). gue sendiri tau karena masih pemula, jadi jika dalam penulisan atau karya gueg masih banyak kekurangan, kawan-kawan harap memberi masukan yang positif dan membangun =)

Kebanyakan dari ide-ide dan tulisan gue sih adalah cerita fiksi bertema mafia dan penculikan gitu gaes, tapi tetap dengan tokoh remaja. Soo, kalau kalian penasaran, langsung aja ya cek my first story : Black Hawk